SELAMAT DATANG DIBLOG BEJOSENTOSO

Sabtu, 31 Desember 2011

PERBEDAAN ANTARA UJIAN DAN AZAB

Mungkin ada dari kita yang bertanya-tanya, bagaimana membedakan antara tes dan azab? Musibah atau bencana yang menimpa orang yang beriman yang tidak default dari keimanannya, sifatnya adalah ujian dan cobaan. Allah ingin melihat bukti keimanan dan kesabaran kita. Jika kita bisa menyikapi dengan benar, dan mengembalikan semuanya kepada Allah, maka Allah akan memberikan pertolongan dan rahmat sesudah musibah atau bencana tersebut. Sebaliknya untuk orang-orang yang bergelimang dosa dan kemaksiatan, bencana atau musibah yang menimpa, itu adalah siksa atau azab dari Allah atas dosa-dosa mereka. Bila ada orang yang hidupnya bergelimang kejahatan dan kemaksiatan, tetapi lolos dari bencana / musibah, maka Allah sedang menyiapkan bencana yang lebih dahsyat untuknya, atau bisa jadi ini merupakan siksa atau azab yang ditangguhkan, yang kelak di akhirat-lah balasan atas segala dosa dan kejahatan dan maksiat yang dilakukannya. Sebenarnya yang terpenting bukan musibahnya, tetapi apa alasan Allah menimpakan musibah itu kepada kita. Untuk di ingat, jika musibah itu terjadi, karena dosa-dosa kita, maka segera-lah bertobat kepada Allah. Kalau musibah yang terjadi karena tes keimanan kita, maka kuatkan iman dan berpegang teguhlah kepada Allah. Siapa saja berbuat kebaikan, maka manfaatnya akan kembali kepadanya. Sedangkan siapa saja berbuat kejahatan, maka bencananya juga akan kembali kepada dirinya sendiri. Bisa dibalas didunia atau di akhirat. Perhatikan firman allah SWT berikut ini: " Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka dia tidak akan dibalas melainkan sebanding dengan kejahatan itu. Dan barangsiapa mengerjakan amal yang saleh baik laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk surga, mereka diberi rezki di dalamnya tanpa hisab ". (QS. Al Mukmin [40]: 40). Perhatikan juga dengan seksama firman Allah SWT berikut ini: " Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi. " (QS. An Nissa [4]: 79) Ibnu Katsir mengatakan bahwa makna "Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah" adalah dari karunia dan kasih sayang Allah SWT. Sedangkan makna "dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri." Berarti dari dirimu sendiri dan dari perbuatanmu sendiri. Berikut beberapa contoh: Musibah bisa jadi sebagai peringatan Musibah ini diberikan kepada kaum mukmin yang merosot keimanannya. Peringatan ini karena kasih sayang Allah SWT. Misalnya seseorang yang berada dalam kesempitan rezki. Kemudian ia bermunajat di malam hari agar Allah memberikan keluasan rizki. Shalat tahajjud, shalat Dhuha, puasa sunah senin kamis dan perbaikan ibadah lainnya dengan semaksimal mungkin. Sampai Allah SWT memberikan jalan keluar. Bisnisnya berkembang, karyawan bertambah, kesibukan semakin meningkat. Tapi justru dikarenaka sibuknya satu persatu ibadah sunahnya mulai ia tinggalkan. Shalat-shalatnya pun semakin tidak khusyu. Seharusnya bertambahnya nikmat, membuat ia bertambah syukur dan semakin dekat dengan Allah, tetapi yang terjadi adalah sebaliknya, nikmat bertambah malah membuatnya semakin jauh dari Allah. Orang ini sebenarnya sedang mengundang datangnya musibah, atau azab Allah. Musibah yang datang kepadanya sebagai peringatan untuk meningkatkan kembali keimanannya yang merosot itu. Bisa saja terjadi tiba-tiba usahanya macet dan banyak mengalami kerugian. Akibatnya ia terlilit hutang. Dalam kondisi bangkrut tadi tidak ada yang mau menolongnya. Ketika itulah ia kembali kepada Allah untuk memohon pertolongan dengan cara memperbaiki ibadah-ibadahnya yang selama ini sudah tidak ia perhatikan lagi. tercapailah tujuan musibah yaitu pemberi peringatan. Musibah ini bisa sebagai penggugur dosa-dosa kita. Perhatikan sabda Rasulullah saw berikut ini: " Tak seorang muslim pun yang ditimpa gangguan semisal tusukan duri atau yang lebih berat dari, melainkan dengan tes itu Allah menghapus perbuatan buruknya serta menggugurkan dosa-dosanya sebagaimana pohon kayu yang menggugurkan daun-daunnya . "(HR Bukhari dan Muslim). Perhatikan dengan seksama firman Allah SWT berikut ini: " Dan Sesungguhnya kami merasakan kepada mereka sebagian siksa yang dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat), Mudah-mudahan mereka kembali (ke jalan yang benar) . " (QS. As Sajdah: 21) Jadi sebenarnya, Allah SWT menurunkan musibah atau adzab pada kita di dunia ini, sebagai peringatan untuk kita, untuk kembali pada kebenaran. 2 Musibah sebagai tes keimanan Musibah ini adalah tanda kecintaan Allah SWT pada seseorang hamba. Semakin tinggi derajat keimanan dan kekuatan agama seseorang justru tes (musibah) yang menimpanya akan semakin berat. Perhatikan sabda Nabi SAW berikut ini: Dari Mushab bin Sad dari ayahnya. Ayahnya berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah SAW, " Manusia manakah yang paling berat ujiannya? " Rasulullah SAW menjawab, "Para Nabi, kemudian disusul yang derajatnya seperti mereka, lalu yang di bawahnya lagi. Seseorang diuji sesuai kondisi agamanya. Jika agamanya itu kokoh maka diperberatlah ujiannya. Jika agamanya itu lemah maka ujiannya pun disesuaikan dengan agamanya. Senantiasa tes menimpa seorang hamba sampai ia berjalan di muka bumi tanpa dosa sedikitpun . " (HR. al-Ahmad, al-Tirmidzi dan Ibnu Majah, berkata Al-Tirmidzi: hadits hasan shahih) Sedangkan bala atau cobaan maupun ujian juga telah disebutkan didalam Al Qur'an seperti tertulis dalam firman Allah SWT: " Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan . "(QS. Al Anbiya [21]: 35) Cobaan atau ujian yang menimpa setiap orang dan ini bisa berupa keburukan atau kebaikan, kesenangan atau kesengsaraan, sebagaimana disebutkan pula didalam firman-Nya yang lain yaitu: " Dan Kami bagi-bagi mereka di dunia ini menjadi beberapa golongan; di antaranya ada orang-orang yang saleh dan di antaranya ada yang tidak demikian. Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran ) (QS. Al A'raf [7]: 168). Sekarang coba tanyakan dengan jujur ​​pada diri sendiri, bagaimana keimanan kita terhadap Allah SWT? Bila kita termasuk orang yang lalai, maka jawaban atas musibah yang menimpa, adalah sebagai azab dan peringatan atas kelalaian kita, agar kita sadar dari kelalain kita selama ini. Dan segeralah bertobat. Dan kalau kita bukan hamba-Nya yang lalai, maka segala tes yang terjadi menimpa kita, adalah sebagai suatu tes, dimana dengan tes itu, Allah telah menyiapkan tingkat keimanan yang lebih tinggi untuk kita . Seperti menjadikan kita hamba pilihan-Nya yang sabar. Dan pahala orang yang sabar sungguh tanpa batas. Seperti tertulis dalam firman-Nya: "... .. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas (Az Zumar [39]: 10) Dengan kesabaran, akan bisa meraih ridha Allah, dan ridha Allah adalah segalanya.

Islam Question and Answer - Risau karena Was Was dan Lamunan

Islam Question and Answer - Risau karena Was Was dan Lamunan

Jumat, 30 Desember 2011

Tips trik membuat cetakan untuk casting keramik | keramik88.com

Tips trik membuat cetakan untuk casting keramik | keramik88.com

Pembuat cetakan logam dan pembuat biji

Pembuat cetakan logam dan pembuat biji

Cara Mencetak Silikon Rubber

Cara Mencetak Silikon Rubber

Cara Mencetak patung gipsum-silikon

Cara Mencetak patung gipsum-silikon

Pengorbanan Pria Yang Tak Disadari Wanita

Pengorbanan Pria Yang Tak Disadari Wanita

Yang Punya Gigi Kuning Wajib Baca

Yang Punya Gigi Kuning Wajib Baca

ngopi.ngopi: cara membuat kerajinan dari resin

ngopi.ngopi: cara membuat kerajinan dari resin: ingin membuat kerajinan tapi kita ga tau bagai mana cara pastilah bakal sulit untuk memulainya walaupun caranya mudah sekali, mencari tau da...