SELAMAT DATANG DIBLOG BEJOSENTOSO

Rabu, 23 November 2011

Berita Nyata Tentang Perjalanan Ruh Pernahkah Anda hadir di sisi seseorang yang tengah menghadapi sakaratul maut, sampai jasadnya dingin, terbujur kaku, tak bergerak, karena ruhnya telah berpisah dengan badan? Lalu apa perasaan Anda saat itu? Apakah Anda mengambil pelajaran darinya? Apakah terpikir bahwa Anda juga pasti akan mengalami saat-saat seperti itu? Kemudian, pernahkah terlintas tanya di benak Anda, ke mana ruh itu pergi setelah berpisah dengan jasad? Hadits yang panjang dari Rasul yang mulia Shallallahu 'alaihi wa sallam di bawah ini memberi ilmu kepada kita tentang hal itu. Sungguh ini suatu berita yang shahih (benar) dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, dan setiap berita yang datang darinya pasti benar adanya karena: "Tidaklah beliau berbicara dari hawa nafsunya, hanyalah yang beliau sampaikan adalah wahyu yang diwahyukan kepadanya." (An- Najm: 3-4) Simaklah ...! Sahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, Al-Bara `bin' Azib radhiyallahu 'anhu berkisah, "Kami keluar bersama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam untuk mengantar jenazah seorang dari kalangan Anshar. Kami tiba di pemakaman dan ketika itu lahadnya sedang dipersiapkan. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam duduk. Kami pun ikut duduk di sekitar beliau dalam keadaan terdiam, tak bergerak. Seakan-akan pada kepala kami ada burung yang kami khawatirkan terbang. Di tangan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ketika itu ada sebuah ranting yang digunakannya untuk mencocok-cocok tanah. Mulailah beliau melihat ke langit dan melihat ke bumi, mengangkat pandangannya dan menundukkannya sebanyak tiga kali. Kemudian bersabda, "Hendaklah kalian meminta perlindungan kepada Allah SWT dari adzab kubur," diucapkannya sebanyak dua atau tiga kali, lalu beliau berdoa, "Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari adzab kubur," pinta beliau sebanyak tiga kali . Setelahnya beliau bersabda, "Sesungguhnya seorang hamba yang mukmin apabila akan meninggalkan dunia dan menuju ke alam akhirat, turun kepadanya para malaikat dari langit. Wajah-wajah mereka putih laksana mentari. Mereka membawa kain kafan dan wewangian dari surga. Mereka duduk dekat si mukmin sejauh mata memandang. Kemudian datanglah malaikat maut 'alaihissalam sampai duduk di sisi kepala si mukmin seraya berkata, "Wahai jiwa yang baik, keluarlah menuju ampunan dan keridhaan dari Allah SWT." Ruh yang baik itu pun mengalir keluar sebagaimana mengalirnya tetesan air dari mulut wadah kulit. Malaikat maut mengambilnya. (Dalam satu riwayat disebutkan: Hingga ketika keluar ruhnya dari jasadnya, seluruh malaikat di antara langit dan bumi serta seluruh malaikat yang ada di langit mendoakannya. Lalu dibukakan untuknya pintu-pintu langit. Tidak ada seorang pun malaikat yang menjaga pintu malaikat kecuali mesti berdoa kepada Allah SWT agar ruh si mukmin diangkat melewati mereka). Ketika ruh tersebut telah diambil oleh malaikat maut, tidak dibiarkan sekejap matapun berada di tangannya melainkan segera diambil oleh para malaikat yang berwajah putih. Mereka meletakkan / membungkus ruh tersebut di dalam kafan dan wangi-wangian yang mereka bawa. Dan keluarlah dari ruh tersebut wangi yang paling semerbak dari aroma wewangian yang pernah tercium di muka bumi. Kemudian para malaikat membawa ruh tersebut naik. Tidaklah mereka melewati sekelompok malaikat kecuali mesti ditanya, "Siapakah ruh yang baik ini?" Para malaikat yang membawanya menjawab, "Fulan bin Fulan," disebut namanya yang paling bagus yang dulunya ketika di dunia orang-orang menamakannya dengan nama tersebut. Demikian, sampai rombongan itu sampai ke langit dunia. Mereka pun meminta dibukakan pintu langit untuk membawa ruh tersebut. Lalu dibukakanlah pintu langit. Penghuni setiap langit turut mengantarkan ruh tersebut sampai ke langit berikutnya, sampai mereka sampai ke langit ke tujuh. Allah SWT berfirman, "Tulislah catatan amal hamba-Ku ini di 'Illiyin dan kembalikanlah ia ke bumi karena dari tanah mereka Aku ciptakan , ke dalam tanah mereka akan Aku kembalikan, dan dari dalam tanah mereka akan Aku keluarkan pada kali yang lain. " Si ruh pun dikembalikan ke dalam jasadnya yang dikubur dalam bumi / tanah. Maka sungguh ia mendengar suara sandal orang-orang yang mengantarnya ke kuburnya ketika mereka pergi meninggalkannya. Lalu datanglah dua orang malaikat yang sangat keras hardikannya, keduanya menghardiknya, mendudukkannya lalu menanyakan padanya, "Siapakah Rabbmu?" Ia menjawab, "Rabbku adalah Allah SWT." Ditanya lagi, "Apa agamamu?" "Agamaku Islam, "jawabnya. "Siapakah pria yang diutus di tengah kalian?" tanya dua malaikat lagi "Dia adalah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam," jawabnya "Apa amalmu?" pertanyaan berikutnya "Aku membaca Kitabullah, lalu aku beriman dan membenarkannya," jawabnya. ini adalah fitnah / tes yang akhir yang diperhadapkan kepada seorang mukmin. Dan Allah SWT mengokohkannya sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya: "Allah menguatkan orang-orang yang beriman dengan ucapan yang tsabit / kokoh dalam kehidupan dunia dan dalam kehidupan akhirat." (Ibrahim: 27) Terdengarlah suara seorang penyeru dari langit yang menyerukan, "Telah benar hamba-Ku. Maka bentangkanlah untuknya permadani dari surga. Pakaikanlah ia pakaian dari surga, dan bukakan untuknya sebuah pintu ke surga! "Lalu datanglah kepada si mukmin ini wangi dan semerbaknya surga serta dilapangkan baginya kuburnya sejauh mata memandang. Kemudian ia didatangi oleh seseorang yang berwajah bagus, berpakaian bagus dan harum baunya, seraya berkata , "Bergembiralah dengan apa menggembirakan. Inilah harimu yang pernah dijanjikan kepadamu. "Si mukmin bertanya dengan heran," Siapakah engkau? Wajahmu adalah wajah yang datang dengan kebaikan. "" Aku adalah amal shalihmu. Demi Allah, aku tidak mengetahui dirimu melainkan seorang yang bersegera menaati Allah SWT dan lambat dalam bermaksiat kepada Allah SWT. Semoga Allah SWT membalasmu dengan kebaikan, "jawab yang ditanya Kemudian dibukakan untuknya sebuah pintu surga dan sebuah pintu neraka, lalu dikatakan, "Ini adalah tempatmu seandainya engkau dulunya bermaksiat kepada Allah SWT, lalu Allah Subhanahu wa Ta 'ala mengganti bagimu dengan surga ini. "Maka bila si mukmin melihat apa yang ada dalam surga, ia pun berdoa," Wahai Rabbku, segerakanlah datangnya hari kiamat agar aku dapat kembali ke keluarga dan hartaku. "Dikatakan kepadanya," Tinggallah engkau. " Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam melanjutkan penuturan beliau tentang perjalanan ruh. Beliau bersabda, "Sesungguhnya seorang hamba yang kafir (dalam satu riwayat: hamba yang fajir) apabila akan meninggalkan dunia dan menuju ke alam akhirat, turun kepadanya dari langit para malaikat yang keras, kaku, dan berwajah hitam. Mereka membawa kain yang kasar dari neraka. Mereka duduk dekat si kafir sejauh mata memandang. Kemudian datanglah malaikat maut hingga duduk di sisi kepala si kafir seraya berkata, "Wahai jiwa yang buruk, keluarlah menuju kemurkaan dan kemarahan dari Allah SWT." Ruh yang buruk itu pun terpisah- pisah / berserakan dalam jasadnya, lalu ditarik oleh malaikat maut sebagaimana dicabutnya besi yang banyak cabangnya dari wol yang basah, sampai tercabik-cabik urat dan sarafnya. Seluruh malaikat di antara langit dan bumi dan seluruh malaikat yang ada di langit melaknatnya. Pintu-pintu langit ditutup. Tidak ada seorang pun malaikat penjaga pintu kecuali berdoa kepada Allah SWT agar ruh si kafir jangan diangkat melewati mereka. Kemudian malaikat maut mengambil ruh yang telah berpisah dengan jasad tersebut, namun tidak dibiarkan sekejap mata pun berada di tangan malaikat maut melainkan segera diambil oleh para malaikat yang berwajah hitam lalu dibungkus dalam kain yang kasar. Dan keluarlah dari ruh tersebut bau bangkai yang paling busuk yang pernah didapatkan di muka bumi. Kemudian para malaikat membawa ruh tersebut naik. Tidaklah mereka melewati sekelompok malaikat kecuali mesti ditanya, "Siapakah ruh yang buruk ini?" Para malaikat yang membawanya menjawab, "Fulan bin Fulan," disebut namanya yang paling jelek yang dulunya ketika di dunia ia dinamakan dengannya. Demikian, sampai rombongan itu sampai ke langit dunia, mereka pun meminta dibukakan pintu langit untuk membawa ruh tersebut, namun tidak dibukakan. " Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian membaca ayat: "Tidak dibukakan untuk mereka pintu-pintu langit dan mereka tidak akan masuk ke dalam surga sampai unta bisa masuk ke lubang jarum. "(Al-A'raf: 40) Allah SWT berfirman, 'Tulislah catatan amalnya di Sijjin, di bumi yang paling bawah.' Lalu ruhnya dilemparkan begitu saja. " Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian membaca ayat: "Dan siapa yang menyekutukan Allah maka seakan-akan ia jatuh tersungkur dari langit lalu ia disambar oleh burung atau diempaskan oleh angin ke tempat yang jauh lagi membinasakan." ( Al-Hajj: 31) Si ruh pun dikembalikan ke dalam jasadnya yang dikubur dalam bumi / tanah. Lalu datanglah dua orang malaikat yang sangat keras hardikannya. Keduanya menghardiknya, mendudukkannya dan menanyakan kepadanya, "Siapakah Rabbmu?" Ia menjawab, "Hah ... hah ... Aku tidak tahu." Ditanya lagi, "Apa agamamu?" "Hah ... hah ... Aku tidak tahu," jawabnya. "Siapakah pria yang diutus di tengah kalian? "tanya dua malaikat lagi. Kembali ia menjawab, "Hah ... hah ... aku tidak tahu." Terdengarlah suara seorang penyeru dari langit yang menyerukan, "Telah dusta orang itu. Maka bentangkanlah untuknya hamparan dari neraka dan bukakan untuknya sebuah pintu ke neraka! " Lalu datanglah udara panasnya neraka dan disempitkan kuburnya sampai bertumpuk-tumpuk/tumpang tindih tulang rusuknya (karena sesaknya kuburnya). Kemudian seorang yang buruk rupa, berpakaian jelek dan berbau busuk mendatanginya seraya berkata, "Bergembiralah dengan apa yang menjelekkanmu. Inilah harimu yang pernah dijanjikan kepadamu. " Si kafir bertanya dengan heran, "Siapakah engkau? Wajahmu adalah wajah yang datang dengan kejelekan. "" Aku adalah amalmu yang jelek. Demi Allah, aku tidak mengetahui dirimu ini melainkan sebagai orang yang lambat untuk menaati Allah SWT, namun sangat bersegera dalam bermaksiat kepada Allah SWT. Semoga Allah SWT membalasmu dengan kejelekan, "jawab yang ditanya. Kemudian didatangkan kepadanya seorang yang buta, bisu lagi tuli. Di tangannya ada sebuah tongkat dari besi yang bila dipukulkan ke sebuah gunung niscaya gunung itu akan hancur menjadi debu. Lalu orang yang buta, bisu dan tuli itu memukul si kafir dengan satu pukulan hingga ia menjadi debu. Kemudian Allah SWT mengembalikan jasadnya sebagaimana semula, lalu ia dipukul lagi dengan pukulan berikutnya. Ia pun menjerit dengan jeritan yang dapat didengar oleh seluruh makhluk, kecuali jin dan manusia. Kemudian dibukakan untuknya sebuah pintu neraka dan disajikan hamparan neraka, maka ia pun berdoa, "Wahai Rabbku! Janganlah engkau datangkan hari kiamat. "(HR. Ahmad 4 / 287, 288, 295, 296, Abu Dawud no. 3212, 4753, dll, dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu dalam Shahih Abi Dawud dan Ahkamul Jana` iz hal. 202) Pembaca yang mulia, maka setelah membaca pengabaran beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam di atas, masihkah tersisa angan yang panjang dalam kehidupan dunia ini? Apakah jiwa masih berani bermaksiat kepada Rabbul 'Izzah dan enggan untuk taat kepada-Nya? Manakah yang menjadi pilihan saat harus menghadapi kenyataan datangnya maut menjemput: ruh diangkat dengan penuh kemuliaan ke atas langit lalu beroleh kenikmatan kekal, ataukah diempaskan dengan hina-dina lalu beroleh adzab yang pedih? Bagi hati yang lalai, bangkit dan berbenah dirilah untuk menghadapi "hari esok" yang pasti datangnya. Adapun hati yang ingat, istiqamah-lah sampai akhir ... Sungguh hati seorang mukmin akan dicekam rasa takut disertai harap dengan berita pada, air mata mengalir tak terasa, tangan pun tengadah memohon kepada Dzat Yang Maha Pengasih lagi Penyayang, "Ya Allah, berilah kami taufik kepada kebaikan dan istiqamah di atasnya sampai akhir hidup kami. Jangan jadikan kami silau dan tertipu dengan kehidupan dunia yang fana sampai melupakan pertemuan dengan-Mu. Wafatkanlah kami dalam keadaan husnul khatimah. Lindungi kami dari adzab kubur dan dari siksa neraka yang sangat pedih. Ya Arhamar RAHIMIN, berilah nikmat kepada kami dengan surga-Mu yang seluas langit dan bumi. Amin ... Ya Rabbal 'Alamin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar