SELAMAT DATANG DIBLOG BEJOSENTOSO

Rabu, 23 November 2011

"Sex Before Marriage" Bukan Cinta Sejati Dua sejoli itu duduk berdampingan di sebuah taman yang rindang yang penuh pepohonan. Mereka berdua sebenarnya tidak sendirian. Karena tak jauh dari tempat mereka bercengkerama, belasan pasangan laki perempuan yang lain juga duduk menyepi. Apakah yang duduk-duduk ini pasangan suami istri? Bukan. Mereka adalah pasangan muda-mudi yang menumpahkan perasaan kasmarannya. Sayangnya, cara yang mereka tempuh adalah cara yang keliru. Pemandangan seperti itu bukan lagi hal yang asing ditemukan. Bahkan tak jarang aktivitas pacaran tersebut dilakukan di rumah Allah, yaitu di masjid. Kebanyakan muda-mudi yang belum punya status nikah tetap nekad bermaksiat di tempat mulia seperti itu. Pacaran Sudah Jelas Jalan Menuju Zina Wahai muda-mudi ... Jalan manakah lagi yang lebih dekat pada zina selain pacaran? Bukankah banyak kasus zina berawal dari tindak tanduk perkenalan diri lewat pacaran? Hal ini tidak bisa disangkal lagi, apalagi untuk sekarang ini. Sudah banyak berita yang kita saksikan. Hanya karena kontak lewat media FB, sampai suka sama suka, dua sejoli dan yang satunya masih duduk di bangku kelas 2 SMP (14 tahun) akhirnya jalan berdua dengan kontak sampai si gadis kecil dibawa lari jauh dari ortunya. Terjadilah apa yang terjadi. Si gadis kecil pun dirayu-rayu oleh si laki-laki sampai akhirnya mau melepaskan keperawanannya hanya karena rayuan gombal. Lihatlah adik-adikku ... Bukankah pacaran ini benar-benar jalan menuju zina? Awalnya dari kontak. Lalu beranjak janjian kencan. Lalu dibawa ke tempat sepi. Setelah itu beranjak ke yang lebih parah. Maka terjadilah zina yang tidak disangka-sangka dari awal, hanya karena alasan true love, membuktikan cinta yang sebenarnya. Semoga kita bisa merenungkan ayat yang mulia, ولا تقربوا الزنا إنه كان فاحشة وساء سبيلا "Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu kejahatan. Dan suatu jalan yang buruk. "(QS. Al Isro ': 32). Ulama terkemuka yaitu Muhammad bin 'Ali Asy Syaukani rahimahullah menjelaskan, "Allah melarang mendekati zina. Oleh karenanya, sekedar mencium lawan jenis saja otomatis terlarang. Karena segala jalan menuju sesuatu yang haram, maka jalan tersebut juga menjadi haram. Itulah yang dimaksud dengan ayat ini. "[1] Coba perhatikan penjelasan di atas wahai adikku ... Kita dapat suatu pelajaran bahwa setiap hal yang dapat mengantarkan pada yang haram atau dosa besar, maka itu semua menjadi terlarang. Ingatlah bahwa ayat di atas bukan hanya memperingatkan perbuatan zina yang merupakan dosa besar. Namun ayat yang mulia di atas juga memperingatkan segala jalan yang dapat mengantarkan pada zina. Segala jalan menuju zina saja dilarang karena kita dilarang mendekati zina, maka melakukan zina lebih-lebih terlarang lagi. Namun banyak muda-mudi yang kami sayangkan belum memahami ayat tersebut. Allah Ta'ala sebenarnya cukup menyampaikan ayat yang singkat saja, namun cakupannya luas untuk melarang hal-hal lainnya. Dari sini, maka aktivitas berduaan antara lawan jenis itu terlarang dan aktivitas menyentuh lawan jenis ini terlarang. Apalagi dua aktivitas yang kami sebutkan ini ada larangan khususnya. Untuk aktivitas berduaan antara lawan jenis, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ألا لا يخلون رجل بامرأة لا تحل له, فإن ثالثهما الشيطان, إلا محرم "Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita yang tidak halal baginya karena sesungguhnya syaithan adalah orang ketiga di antara mereka berdua kecuali apabila bersama mahromnya. "[2] Ini menunjukkan terlarangnya kholwat (berdua-duaan antara lawan jenis). Untuk aktivitas menyentuh lawan jenis, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tunjukkan larangannya dalam sabdanya, كتب على ابن آدم نصيبه من الزنى مدرك ذلك لا محالة فالعينان زناهما النظر والأذنان زناهما الاستماع واللسان زناه الكلام واليد زناها البطش والرجل زناها الخطا والقلب يهوى ويتمنى ويصدق ذلك الفرج ويكذبه "Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan ini suatu yang pasti terjadi, tidak bisa tidak. Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan mengizinkan atau mengingkari yang demikian. "[3] Artinya, menyentuh lawan jenis yang bukan mahrom termasuk keharaman karena dinamakan dengan zina yang juga haram. Penjelasan di atas sebenarnya sudah cukup menyatakan bahwa pacaran itu terlarang. Jika ada yang masih mengatakan bahwa ada pacaran yang halal yaitu pacaran Islami, maka cukup kami jawab, "Bagaimana mau dikatakan halal sedangkan pelanggaran pada masih ditemukan? Jika kita nekat mengatakan ada pacaran Islami, maka kita juga seharusnya berani mengatakan ada zina Islami, khomr Islami, judi Islami dan sebagainya. "Hanya Allah yang beri taufik. Lebih Parah Dari Itu Kalau duduk merapat, berangkulan, berciuman dan sejenisnya yang dilakukan oleh laki perempuan non mahrom yang tak diikat tali pernikahan saja sudah tidak bisa dan dilarang oleh ajaran Islam, bagaimana jika lebih dari itu? Namun inilah yang disayangkan tersebar luas di kalangan muda-mudi. Mereka begitu mudahnya membuktikan cinta, namun dengan jalan yang keliru yaitu dengan "sex before marriage (SBM)", atau istilah kerennya adalah dengan "making love". Sekeren apapun namanya namun hakekatnya tetap sama yaitu menerjang larangan Allah dengan melakukan dosa besar zina. Inilah yang dikatakan oleh mereka-mereka sebagai pembuktian cinta. Inilah yang katanya true love, cinta sebenarnya. Bagaimana mungkin zina disebut true love sedangkan di sana menerjang larangan Allah yang termasuk dosa besar? Bukankah Allah Ta'ala telah menyebutkan dalam kitabnya yang mulia, ولا تقربوا الزنا إنه كان فاحشة وساء سبيلا "Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. "(QS. Al Isro ': 32)? Lihatlah bahwa zina di sini disebut dengan kejahatan dan sejelek-jelek jalan. Dalam ayat lainnya, Allah Ta'ala berfirman, والذين لا يدعون مع الله إلها آخر ولا يقتلون النفس التي حرم الله إلا بالحق ولا يزنون ومن يفعل ذلك يلق أثاما "Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa (nya ). "(QS. Al Furqon: 68). Artinya, orang yang melakukan salah satu dosa yang disebutkan dalam ayat ini akan mendapatkan siksa dari perbuatan dosa yang ia lakukan. Ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, "Wahai Rasulullah, dosa apa yang paling besar di sisi Allah?" Beliau bersabda, "Engkau menjadikan bagi Allah tandingan, padahal Dia-lah yang menciptakanmu." Kemudian ia bertanya lagi, "Terus apa lagi?" Beliau bersabda, "Engkau membunuh anakmu yang dia makan bersamamu." Kemudian ia bertanya lagi, "Terus apa lagi ? "Beliau bersabda, ثم أن تزانى بحليلة جارك "Kemudian engkau berzina dengan istri tetanggamu." Kemudian akhirnya Allah turunkan surat Al Furqon ayat 68 di atas. [4] Di sini menunjukkan besarnya dosa zina, apalagi berzina dengan istri tetangga. Dalam hadits lainnya , Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, إذا زنى الرجل خرج منه الإيمان كان عليه كالظلة فإذا انقطع رجع إليه الإيمان "Jika seseorang itu berzina, maka iman itu keluar dari dirinya seakan-akan dirinya sedang diliputi oleh gumpalan awan (pada kepalanya). Jika dia lalu dari zina, maka iman itu akan kembali padanya. "[5] Meski larangan-larangan zina dalam berbagai dalil di atas begitu tegas dan ancamannya begitu berat ternyata banyak remaja yang terjebak dalam perbuatan keji tersebut. Survey, data yang diperoleh dan dipublikasikan oleh banyak kalangan semakin membuat hati miris. Kadang timbul pertanyaan setelah membacanya? Sudah benar-benar rusakkah pemuda Islam kita? Haruskah Membuktikan True Love Lewat Making Love? Mereka yang melakukan aktivitas pacaran, memberikan alasan bahwa seks sebelum nikah (sex before marriage) adalah bukti cinta sejati. Logika mereka, yang namanya cinta itu butuh pengorbanan. Nah, kalau wanita yang diajak pacaran, maka ia harus mau berkorban. Apa bentuk pengorbanannya? Tak lain dan tak bukan adalah mengorbankan kesucian mereka. Naudzu billah. Tentu ini adalah alasan yang dibuat-buat untuk memperturutkan hawa nafsu rendahan. Yang benar adalah bila seseorang cinta pada seseorang pasti ia akan berusaha memberikan kebaikan kepada orang yang dicintainya dan tak rela bila kekasihnya terjerumus dalam kesengsaraan. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, والذى نفسى بيده لا يؤمن عبد حتى يحب لأخيه ما يحب لنفسه من الخير "Demi yang jiwaku berada di tangan-Nya, seorang hamba tidak beriman (dengan iman yang sempurna) sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya mendapat kebaikan. "[6] Kapan kita benar-benar cinta kepada seorang wanita dan sebaliknya, maka kita akan sungguh-sungguh menjaga kesuciannya karena itu adalah suatu kebaikan sebagaimana kita pula ingin memperolehnya. Tentu hal itu tidak ditempuh lewat jalan pacaran dan berhubungan seks di luar jalan yang benar. Pengorbanan yang benar dalam cinta bukan berkorban untuk maksiat, namun berkorban dengan mengerahkan seluruh kemampuan menjaga kesucian diri dan orang yang dicinta dan berusaha meraih hubungan yang dihalalkan oleh Allah. Yakinlah adikku, jika kita benar-benar tulus ingin menjaga kesucian diri dan meraih yang halal, Allah pasti akan menolong. Ingatlah selalu sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, ثلاثة حق على الله عونهم المجاهد فى سبيل الله والمكاتب الذى يريد الأداء والناكح الذى يريد العفاف "Tiga orang yang berhak mendapatkan pertolongan Allah, yaitu orang yang berjihad di jalan Allah, budak mukatab yang ingin membebaskan dirinya , dan orang yang menikah yang ingin menjaga kehormatan dirinya. "[7] Oleh karenanya, jika seseorang benar-benar ingin menjaga kesucian dirinya, maka tempuhlah jalan yang benar yaitu melalui jenjang pernikahan, niscaya pertolongan Allah akan terus datang. Yakinlah! Jadi cinta sejati dibuktikan lewat jalan yang benar yaitu lewat jalan menikah. Jika belum mampu, maka bersabarlah. Sibukkanlah diri dengan hal-hal yang baik. Jauhi pergaulan dengan lawan jenis kecuali jika darurat. Banyak memohon kepada Allah agar diberikan fasilitas untuk terlepas dari zina dan segala jalan menuju kejahatan tersebut. Semoga Allah senantiasa memberi taufik kepada setiap muda-mudi yang membaca risalah ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar